Berhentinya aksi beli terjadi setelah muncul kabar melambatnya pertumbuhan sektor tenaga kerja di Amerika Serikat. Isu ini menguatkan rumor akan kondisi ekonomi Amerika yang kembali menurun sehingga bisa mempengaruhi kinerja sebagian emiten. Investor kini mewaspadai berlanjutnya kebijakan pengurangan stimulus moneter (tapering off) dan kenaikan suku bunga Amerika.
Melemahnya kurs rupiah akibat defisit neraca perdagangan juga mulai menggoyang laju IHSG. Investor kini mulai khawatir dengan kinerja ekonomi Indonesia sehingga mulai menarik dana di bursa saham. Belum jelasnya arah dukungan publik terhadap dua calon presiden berikut visi misi kandidat di bidang ekonomi semakin membuat investor ragu.
Di pasar uang, rupiah melemah 0,68 persen menjadi 11.890 per dolar. Rupiah anjlok lima hari berturut-turut dengan total koreksi sebesar 311 basis point atau 2,7 persen. Rupiah semakin mendekati level psikologis 12.000 per dollar karena sepi sentimen positif. Investor pun menunggu intervensi Bank Indonesia.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (5/6) 2014, rupiah kemungkinan bergerak di kisaran 11.795 hingga 11.950 per dolar. Sedangkan IHSG di interval 4.850-5.000.
Sumber berita: http://plasadana.com/content.php?id=7529
No comments